Alkimia di dunia Islam


Setelah runtuhnya Kekaisaran Romawi, fokus perkembangan alkimia berpindah ke Timur Tengah. Yang diketahui tentang alkimia Islam jauh lebih banyak karena dokumentasinya lebih baik: malah, sebagian besar tulisan yang diturunkan selama bertahun-tahun diabadikan dalam bentuk terjemahan Islam (Burckhardt, h. 46).

Dunia Islam merupakan tempat peleburan bagi alkmia. Pemikiran Platonis dan Aristotelian, yang sudah sedikit-banyak disisihkan menjadi ilmu hermetis, terus diasimilasi. Alkimiawan Islam seperti Abu Bakar Muhammad bin Zakariya al-Razi (Rasis atau Rhazes dalam Bahasa Latin) juga menyumbangkan temuan-temuan kimiawi penting, seperti teknik penyulingan (kata alembic dan alkohol juga berasal dari Bahasa Arab), asam klorida, asam sulfat, dan asam nitrat, al-natrun, dan alkali — yang kemudian membentuk nama untuk unsur natrium dan kalium — dan banyak lagi. Penemuan bahwa air raja atau aqua regia, campuran asam nitrat dan asam klorida, dapat melarutkan logam termulia — emas — adalah penemuan yang mengompori imajinasi para alkimiawan selama seribu tahun berikutnya.

Para filosuf Islam juga memberikan sumbangan besar untuk hermetisisme alkimia. Penulis yang paling berpengaruh dalam hal ini adalah Jabir bin Hayyan (جابر إبن حيان dalam Bahasa Arab, Geberus dalam Bahasa Latin; Geber dalam Bahasa Inggris). Tujuan utama Jabir adalah takwin, penciptaan buatan makhluk hidup dalam laboratorium alkimia, hingga dan termasuk manusia. Ia menganalisis setiap unsur Aristotelian, panas, dingin, kering, dan lembap (Burkhardt, h. 29). Menurut Jabir, dalam setiap logam, dua sifat ini berada di dalam dan dua berada di luar. Misalnya, timah itu dingin dan kering di luar, sedangkan emas itu panas dan lembab. Maka, Jabir berteori, dengan mengatur ulang sifat-sifat sebuah logam, bisa dihasilkan logam lain (Burckhardt, h. 29). Dengan penalaran ini, pencarian batu filosof diperkenalkan dalam alkimia Barat. Jabir mengembangkan numerologi yang rumit, yakni huruf-akar dari nama sebuah zat dalam Bahasa Arab, jika ditransformasi, akan berkaitan dengan sifat fisika unsur tersebut.

Sekarang sudah umum diterima bahwa alkimia Tiongkok memengaruhi alkimiawan Arab (Edwardes hh. 33-59; Burckhardt, h. 10-22), meskipun sejauh apa pengaruh itu masih diperdebatkan. Demikian pula, ilmu Hindu diasimilasi ke dalam alkimia Islam, tetapi, sekali lagi, besarnya dan pengaruhnya tidak banyak diketahui.



Source : http://id.wikipedia.org/wiki/Alkimia

Posted in . Bookmark the permalink. RSS feed for this post.

6 Responses to Alkimia di dunia Islam

  1. Eyyaaa.... bagus sekali... Alkimia (alchemy) zaman islam memang lebih akurat dr yg dulu. Tuh pengembangan memakai al-qur'an lhooo dengan cara menafsirkannya atau dikatalain. memecahkan maksud2 dan kata2/kalimat rumit di Al-Qur'an (bkn hanya alkima. Yg cth lain Al-Jabar(Math), ekonomi, penemuan alat bedah yg steril dan penyakit2 dalam dan luar (kedokteran). astronomi, dll).

    Namun sekarang Alkimia digantikan Kimia (Al nya hilang) karena sudah dipengaruhi teknologi modern. sayangnya alkimia sdh dilupakan padahal itu cikal bakal dari ilmu kimia. MAJU TERUS ILMU PENGETAHUAN ISLAM

    ReplyDelete
  2. Benar... yang menemukan keakuratan dan kebenarannya Islam!! Saya nambah niy... ilmu ekonomi yang islam ajarkan salah satunya melarang riba atau kelebihan peminjaman kalo trennya skrg karena riba menimbulkan permusuhan dan kerugian di salah satu pihak (yg plg sering nasabah utk di bank). Kejujuran dlm berdagang penting karena sekali bohong org gak percaya. Ya.. dgn kata lain brg/jasa yg dijual tersendat bahkan ga payuu!!

    Maap saia bicara ekonomi tp memang itu yg diajarkan Islam dan memang dari Al-Qur'an yg telah ditafsirkan (Penafsiran al-qur'an merupakan ilmu tingkat tertinggi setelah penerjemahan bahasa dan ayat)

    ReplyDelete
  3. Tambah om... :) Ilmu pengetahuan islam jd berantakan sejak jatuhnya negara Baghdad akibat serangan bangsa MONGOL. lalu tentara mongol membuang buku2 Ilmu pengetahuan ke laut tengah dan dipungut oleh orang2 eropa dan dikembangkan lagi. Selain dipungut, orang eropa dulu sebelum kerajaan islam runtuh banyak bangsa eropa belajar ke Timur tengah.

    Nah, sebenarnya penemu sekaligus pembenaran ilmu pengetahuan dulu adalah ISLAM!! Lalu karena bangsa eropa yg saking benar2 KAFIR banyak yg mengaku dirinya sbg penemu dan tidak mengakui ISLAM sbg sumbernya.

    Kesimpulannya Eropa hanya jd pemulung dan pembajak Ilmu pengetahuan yg ditemukan, dibenarkan Islam :-L

    ReplyDelete
  4. wow lets not fall into fanaticism

    bagaimana kalau ada yg bilang alkimia udah bener dari jaman sebelum ISLAM ?

    nabi musa mengubah sapi emas menjadi abu

    nabi sulaiman membangun kerajaannya (beserta alat2 ajaibnya) tentu saja dengan alkimia

    dan banyak contoh2 alkimia lainnya yg tertulis di sejarah(dan dalam kitab2 suci sebelum Al Quran) itu semua sebelum ada nama ISLAM

    I just want to point out that:

    ISLAM itu baru muncul abad ke 7...

    tapi ALLAH sudah ada sebelum itu semua

    jadi mari tinggalkan segala fanatisme tentang ISLAM (walaupun itu agama sendiri)

    karena sejatinya fanatisme hanya membawa perpecahan, dan sejatinya yang disembah hanyalah ALLAH, tiada yang lain

    ReplyDelete
  5. saya setuju banget sama 47isdead, kembali kepada asal muasal segala sesuatunya

    ReplyDelete

Terimakasih...
:)

WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com
Dimas Prast Banjarnegara